The White Rose
Part I ( Begin? )
Author : Ji Kyung (@JihanSiwonest)
Main Cast :
§ Byun
Baekhyun
§ (OC)
/ You
Other Cast :
§ Kim
Shin Yeong (OC)
§ Kai
Exo
§ Oh
Sehun
§ Cari
sendiri
Genre : Romance,
PG-15, Marriage Life
NB: Readers wajib kasih komentar tentang FF ini ^^
#Author POV
Pada pagi hari yang cerah terdengar suara lonceng
di satu-satunya gereja terbesar yang ada di kota Seoul. Terdapat pernikahan di
gereja itu, semua orang tampak bahagia tetapi tidak dengan (Nama mu) yang
menghela nafas panjang dan tidak menyukai pernikahan tersebut.
“Aku benci perjodohan
…” ,batin nya sambil masuk ke dalam ruangan, (Nama mu) yang memakai gaun
panjang berwarna putih dengan beberapa manik-manik dan mutiara-mutiara kecil di
bagian dada sampai pinggulnya yang ramping itu, jangan lupakan kerudung di
bagian kepala yang menutupi wajah cantiknya itu.
Ketika sampai di altar,
terdapat namja tampan yang menunggu (Nama mu), ia memakai tuxedo putih serasi
dengan gaun yang di pakai (Nama mu). Appa mu menyerahkan tangan indahmu kepada
Byun Baekhyun, namja tampan itu.
“Hei, tersenyumlah”,
ucap baekhyun padamu dengan nada yang sangat pelan yang mungkin hanya di dengar
olehmu. “Nde”, ucapmu dan memberikan senyuman terbaikmu yang errr… Manis!.
Pendeta pun lalu mengucapkan “Kepada Tuan Byun Baekhyun bersediakah anda
menikah dengan (Nama mu)?”. “Nde, aku bersedia”, ucap baekhyun. “Kepada nona
(Nama mu) bersediakah anda menikah dengan Byun Baekhyun?”, ucap pendeta
tersebut. Kau hanya diam tidak menjawab apapun, setelah 5 menit mulutmu
terbungkam barulah kau mengatakan “Nde, aku bersedia”. Pendeta pun berkata
“Baiklah, tuan Byun Baekhyun silahkan mencium istri anda”.
Baejhyun pun segera
membuka kerudung yang menutupi wajahmu yang err… Cantik! “Kau… diam sebentar”,
ucap nya. Kau pun bingung dan berkata “Hmm?”, tiba-tiba baekhyun sudah mencium
bibirmu yang tipis dan lembut itu, tidak ada lumatan-lumatan kecil hanya bibir yang
saling bersentuhan.
***Skip***
#(Nama mu) POV
“Ahh… Ana kappa kau sangat cantik di hari
pernikahanmu ini”, ucap appa ku ketika menunggu pintu gereja terbuka, aku hanya
tersenyum tipis.
Well… ini hari
pernikahanku, aku tidak tau apa yang sedang ku rasakan kini… perasaanku campur
aduk antara bahagia dan sedih… Bahagia ?
Tentu saja!, ini hari pernikahanku, Sedih ? Tentu, karena aku menikah
dengan namja pilihan Appa dan Eomma ku…
Pintu gereja pun
terbuka, para tamu undangan sudah menunggu ku, aku berjalan di atas karpet merah
menuju altar bersama appa ku. Aku tersenyum tipis, sepertinya semua tampak
bahagia melihat pernikahan kami, pernikahan kami ? Tentu saja pernikahan ku dengan namja bernama
baekhyun itu!. Sepertinya hanya aku yang tidak bahagia dengan semua ini…
Well… sudah ku
bilangkan ini karena perjodohan bukan karena cinta. Yahhh… namja itu menungguku
di altar memakai tuxedo putih yang serasi dengan gaun yang ku pakai. Well… bisa
ku bilang dia namja yang tampan. Appaku memberikan tanganku kepada baekhyun
itu. Aku? Hanya diam seribu bahasa dengan tatapan entah kemana. “Hei,
tersenyumlah”, ucap namja bernama baekhyun itu berbisik kepadaku. Astaga!
Ternyata aku dari tadi diperhatikan olehnya “Aishh… (Nama mu) babo…”, rutukku.
Aku hanya menjawab “Nde”,
kemudian aku memberikan senyuman terbaikku. Pendeta lalu mengucapkan “Kepada
Tuan Byun Baekhyun bersediakah anda menikah dengan (Nama mu)?”. Dengan sigap
namja itu berkata “Nde, aku bersedia”, aku pun kaget mendengarnya “Mengapa ia
dapat mengucapkan kata itu dengan cepat?”, batinku. Pendeta itu lalu
mengucapkan “Kepada nona (Nama mu) bersediakah anda menikah dengan Byun
Baekhyun?”. Yahh… aku hanya tinggal berkata
“Nde, aku bersedia” bukan? Tapi kenapa ini? Mulutku membisu “Ini tidak
sesuai dengan yang harus ku katakana, eotteokhae?”, batinku.
Setelah 5 menit, aku
merasa otakku sudah berjalan kembali, aku langsung berkata “Nde, aku bersedia”.
Pendeta pun menyuruh baekhyun untuk mencium istrinya, Istrinya ? Tentu saja
aku! “Ahh… Bagaimana ini ?! First kiss ku akan diambil oleh namja itu … aku
sama sekali tidak mencintainya, mengenalnya saja baru seminggu, aishh… jinjja
malang benar nasibmu (Nama mu)”. Baekhyun pun membuka kerudung yang menutupi
wajahku. “Kau… diam”, ucapnya. Aku bingung dengan perkataannya, “Hmm?”, ucapku
padanya,
Aku merasakan bibirnya
yang lembut menyentuh bibirku, aku pun membelakakkan mata, kaget dengan
perlakuan namja itu. OMO! First kiss ku di rebut olehnya ?! Aishh… jinjja ini
menyebalkan! Aku tidak mencintainya tapi ia yang merebut first kiss ku! Aku
merasakan bibir kami saling bersentuhan, tidak ada lumatan-lumatan kecil. Entah
aku kerasukan apa tapi aku menjadi terbawa suasana dan memejamkan mataku,
menikmati bibirnya yang menyentuh bibirku.
***Skip***
Aku dibawa baekhyun ke rumah
baru kami, yahh.. rumah ini memang sudah di persiapkan orangtua kami dari awal.
*Kamar
“Sepertinya ini kamar
kita”, ucapnya. “Apakah… tidak ada kamar lagi?”, jawabku. “Waeyo?”, ucapnya.
“Hmm… lebih baik aku di kamar lain bukan?”, ujarku. “Yakk…! Kau mau aku kena
marah appa ku eoh? Sudah lah tidur di sini saja”, ujarnya. “Nde”, jawabku.
“Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu”, ucapnya. Aku langsung duduk di pinggir
kasur kami, kemudian melepaskan aksesoris yang ku pakai saat pernikahan itu.
20 menit berlalu, namja
itu… maksudku baekhyun sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama.
“Kau… tidak mandi eoh?”, ujarnya. “Aku… baru saja ingin ke kamar mandi”,
ucapku. Dan dibalas dengan anggukan oleh baekhyun, aku pun masuk ke kamar mandi
dan mandi sepuasku hahaha…
#Baekhyun POV
Manis! Ya… itu yang ku rasakan saat encium
bibirnya… aku hanya menyentuh dan menempelkan bibirku ke bibirnya, aku tidak
memberikan lumatan-lumatan kecil kepadanya. Yahh… itu first kiss ku hahaha…
mengejutkan bukan? Seorang Byun Baekhyun yang berumur 21 tahun bekerja sebagai
Direktur yang akan mewarisi perusahaan appa tidak pernah berciuman! Yahh.. aku
memiliki yeojachingu bernama Kim Shin Yeong tapi aku tidak pernah menciumnya.
Aku punya komitmen untuk mencium istriku kelak… ku fikir istriku nantinya
adalah Shin yeong tapi ternyata bukan… melainkan istriku adalah pilihan dari
appa dan eommaku.
***Skip***
Aku membawa (Nama mu)
ke rumah yang sudah di persiapkan orangtua kami.
Yahh… rumah minimalis
yang berukuran sedang dengan lahan kosong yang cukup luas di bagian depan dan
samping rumah kami. Yahhh… rumah ini sangat bagus menurutku.
*Kamar
“Sepertinya ini kamar
kita”, ujarku. “Apakah… tidak ada kamar lagi?”, ucapnya. “Apa dia tidak suka
dengan kamar ini? Padahal kamar ini yang paling besar dan bagus”, batinku.
“Waeyo?”, ucapku padanya. “Hmm… lebih baik aku di kamar lain bukan?”, ucapnya.
“Yakk..! kau mau aku kena marah appa ku eoh? Sudahlah tidur disini saja”,
ucapku. Aku tidak ingin melakukan itu dengannya, tapi aku menyuruh nya tidur
disini karena appa pasti mengawasi kami. “Nde”, jawabnya. “Baiklah, kalau
begitu aku mandi dulu”, ucapku. Ia hanya mengangguk.
***Skip***
20 menit berlalu, aku
sudah selesai mandi. “Kau… tidak mandi eoh?”, ucapku. “Aku baru saja ingin ke
kamar mandi”, ucapnya. Aku hanya mengangguk saja.
***Skip***
25 menit berlalu, dia
sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama dan dengan rambutnya yang
basah yang terkesan err… sexy! Aku hanya memandangnya , dia pun juga begitu.
Suasana menjadi kaku dan aku merasa gugup karena ini adalah malam pertama
pengantn bukan? Yahh… mau bagaimana pun aku hanya lah lelaki normal. Aku pun
berdehem untuk mencairkan suasana, lalu duduk di pinggir kasur bagian kanan.
Aku hanya memperhatikannya, “Aku ingin tidur, hmm… kau tidak tidur?”,
ucapnya.aku menjawab “Nde” dan tidur di bagian kasur paling kiri. Kemudian dia
memisahkan kami dengan guling, aku di bagian kiri dan dia di bagian kanan.
“Hmm… aku tau kau
memiliki kekasih, jadi aku ingin memisahkan kasur ini dengan guling. Aku… ingin
menjaga perasaan kekasihmu”, ucapnya. Deg! Aku langsung memunggunginya , tidak
ingin ia tau jika dadaku berdegup kencang. Ini bukan tanda suka atau apa… tapi
ini karena aku belum mengabari kekasihku seharian penuh. “Mianhae Yeongi-ah”,
batinku. Aku pun tidur dengan pulas malam itu. Yahh… kami hanya tidur di kasur
yang sama.
***Skip***
Kudengar
suara kicauan burung-burung gereja, cahaya matahari itu masuk ke dalam jendela
kamar kami tepat di wajahku. Aku pun bangun, dan merenggangkan tubuhku. Kulihat
di sampingku… yeoja itu sudah tidak ada di kasur. “Kemana dia?”, batinku. Aku
pun turun menuju ke ruang tengah.
“Ahh…
kau sudah bangun baekhyun-ssi”, sapanya. Aku hanya mengangguk. “Ayo kita makan,
aku sudah membuat sarapan untukmu”, ucapnya. “Nde”, jawabku, dan duduk di salah
satu kursi di meja makan.
*Meja
Makan
“Hmmm…”,
ucap nya. “Wae?”, jawabku. ’’Apa kau sudah mengabari kekasihmu ?”, ucapnya.
Deg! Dadaku menjadi sesak mendengarnya, memang dari kemarin aku belum sempat
mengabari kekasih ku. “Aku… akan mengabarinya nanti”, ucapku. Yeoja itu pun
menjawab “Hmm… baiklah… jangan buat kekasihmu menjadi salah paham tentang
pernikahan ini”.
Deg!
Mengapa yeoja ini selalu membuat dadaku menjadi sesak “Aish… yeoja ini…”,
rutukku. “Aku sudah selesai, apa kau sudah selesai baekhyun-ssi?”, ucapnya
sambil membereskan piring yang ia pakai. “Hmm…”, jawabku. Yteoja itu pun juga
membereskan piring yang ku pakai.
“Bukankah
kau hari ini harus kerja?”, Tanya nya. “Ani… aku mengambil cuti selama
seminggu”, jawabku. “Hmm…”, ucapnya. Yeoja itu mencuci piring-piring dan alat
masak yang di pakai, dan… aku memperhatikannya. Ya! Aku memperhatikan dia saat
ini, sebenarnya ia adalah yeoja yang cantik dan manis hanya saja aku tidak
mencintainya.
“Aku
… akan mengabarinya sekarang”, ucapku. “Hmm.. itu bagus”, jawabnya sambil tetap
mengerjakan aktivitas yang sedang ia lakukan.
#
(Nama mu) POV
“Aku … akan
mengabarinya sekarang”,ucap namja itu. Deg! Mengapa dadaku terasa sesak
mendengarnya? Ahhh… tidak mungkin aku mencintai namja itu… lalu? Perasaan apa
ini? Aku tidak akan mencintainya! Tidak akan!
“Hmm..
Itu bagus”, ucapku sambil tetap mengerjakan aktivitas yang sedang ku lakukan.
Baekhyun naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya… ah.. aniya.. maksudku kamar
kami. Aku sudah menyelesaikan cuci piring, aku menghela nafas. Ahh… bagaimana
bisa aku menikah dengan namja yang sudah memiliki kekasih? Lalu bagaimana
dengan kehidupan pernikahanku? Apakah akan terus sepert ini?
“Aishh…(Nama
mu) kau benar-benar menyedihkan”, rutukku. Ketika aku larut dalam pikiranku
sendiri, tiba-tiba terdengar suara dering ponselku. Ketika aku melihat layar
ponsel terpampang nama “Kai oppa”, langsung aku tekan tombol warna hijau dan…
“Yeoboseyo?”,
ucapku. “Annyeong (Nama mu)-ah! Apa kau ada di rumah?neomu bogoshipeo eoh?
Ahhh.. bagaimana dengan malam pertama mu? Mengasyikkan bukan? Ahahahaha..”,
ucap namja yadong itu.
“Aishh…
apa yang kau pikirkan eoh? Mengapa pikiranmu masih seperti itu, aish… terlihat
sangat menjijikkan”, ucapku.
“Ahahahahaha…
aniya… aku hanya bercanda (Nama mu )-ah, apa kau ada di rumah?”, Tanya namja
itu.
“Hmm…
aku ada di rumah ku yang baru, memangnya kau tau dimana rumahku saat ini?”,
ucapku.
“Tentu
saja aku tau (Nama mu)-ah, ayo kita bertemu, neomu bogoshipeoyo”, ucapnya.
“Baiklah..
jemput aku ne oppa hehehe”, ucapku.
“Aishh…
tingkah mu masih sama seperti dulu, arraseo aku akan menjemputmu”, ucap nya.
“Hehehehe,
ne oppa, gomawo oppa”, ucapku.
Kemudian
aku mematikan telfonku, dan aku terkejut karena baekhyun sudah ada di
sampingku. “Aishh… kau mengagetkanku”, ucapku. “Kau akan pergi?”, Tanya nya
dengan tatapan yang dingin. Aishh… mengapa dia menjadi dingin seperti ini? Aneh!
“Ne… bersama temanku”, ucapku. “Namja?”, ucapnya dengan tatapan yang masih
dingin. Aku pun hanya mengangguk. Dan… coba tebak… namja itu… maksudku baekhyun
pergi meninggalkan ku begitu saja tanpa berkata apapun ?! heol… kenapa namja
itu bersikap aneh seperti itu?
Tak
lama kemudian, bel rumah pun berbunyi. Ahhh… pasti itu kai oppa! “Aku yang akan
membuka pintu”, ucapku. “Hmm…”, ucapnya. Ketika pintu terbuka, yang ku lihat
bukan kai oppa tapi seorang yeoja ! heol.. siapa dia? “Mianhamnida… kau…
siapa?”, tanyaku. Yeoja itu memakai dress selutut berwarna peach dengan hells
pink muda yang menghiasi kaki nya. “Kim shin yeong imnida, aku kekasih
baekhyun”, ucap yeoja itu dengan senyumannya yang manis. “Ahh.. silahkan
masuk”, ucapku. Yeoja itu… aniya… maksudku shin yeong masuk ke dalam rumah
kami, kami? Tentu saja rumahku dengan baekhyun. Dia langsung memeluk baekhyun
yang sedang duduk menikmati acara televisi, “Annyeong yeongi ku, bagaimana
kabarmu?”, ucap baekhyun dengan senyuman manis .
Aku
terkejut melihatnya! Bagaimana tidak? Sebelim kekasihnya datang, dia menatapku
dengan dingin, dan sekarang? Oh myyyyyyy…. Aku pun menghampiri shin yeong yang
sedang memeluk lengan baekhyun, “Shin yeong-ssi, kau ingin minum apa?”, tawar
ku. “Aku ingin minum lemon tea, bisakah kau membuatkannya untukku?”, ucapnya.
“Ahh.. Nde”, ucapku sambil jalan menuju dapur untuk membuatkannya minuman.
#Author
POV
“Jangan berperilaku
seperti itu padanya yeongi ku”, ucap baekhyun pada shin yeong. “Dia kan yang
menawari ku inuman, wajar bukan kalau aku bersikap seperti itu oppa”, ucap shin
yeong. Baekhyun hanya diam dan berusaha menikmati stasiun televisi yang ia tonton.
“Ini minumannya shin yeong-ssi”, ucap (Nama mu) sambil menaruh minuman itu di
meja. “Gomawo, (Nama mu)-ssi”, ucap shin yeong. “Ting… tong…”, terdengar suara
bel rumah … (Nama mu) pun membuka pintub rumah dan terlihat seorang namja yang
memakai setelan jeans dan kemeja panjang jangan lupakan snapback dan sepatunya.
“Annyeong (Nama mu )-ah!”, ucap kai.
#
(Nama mu ) POV
“Annyeong (Nama
mu)-ah!”, ucap kai oppa. “Annyeong opps”, ucapku. “Kau sudah siap cantik?”,
Tanya nya. “Nde oppa, tunggu sebentar aku ingin mengambil tasku di dalam”,
ucapku. “Hmm… baiklah”, ucapnya. Lalu aku masuk ke dalam untuk mengambil tasku,
melewati baekhyun dan kekasihnya untuk masuk ke dalam kamar. “Ahh.. ini dia”,
batinku ketika mengambil tas yang ingin ku pakai. Jujur saja aku sudah tidak
betah di rumah, entah karena apa… tapi yang jelas hari ini aku ingin bersama
kai oppa, orang yang ku cintai. “Kau mau pergi kemana?”, Tanya baekhyun. “Bukan
urusanmu baekhyun-ssi, aku pamit pergi”, ucapku. “Ahh.. disini akan sangat
menyenangkan jika kau tak ada (Nama mu)-ssi”, ucap shin yeong. “Hmmm… baiklah,
aku sekarang akan pergi”, ucapku.
*Depan
Rumah
“Sudah?”,
Tanya kai oppa. “Hmm..”, ucapku. Kai oppa pun membukakan pintu mobil untukku,
“Silahkan masuk cantik”, ucapnya. Aku hanya tersenyum lalu masuk ke dalam
mobil.
***Skip***
*Café
“Kau
ingin pesan apa manis?”, ucapnya. “Seperti biasa oppa”, ucapku sambil tersenyum
manis.
#Baekhyun
POV
“Kau mau pergi
kemana?”, Tanya ku padanya. (Nama mu) pun menjawab, “Bukan urusanmu
baekhyun-ssi, aku pamit pergi”. Deg! Mengapa dadaku terasa sesak? Mengapa aku
tidak igin ia pergi dengan namja itu? Aishh… aku ini sebenarnya kenapa? Ini
aneh! “Aishh.. jinjja”, batinku.
“Ahh.. disini akan sangat menyenangkan jika
kau tak ada (Nama mu)-ssi”, ucap kekasihku. “Aishhh… mengapa yeongiku bersikap
seperti ini?”, batinku. “Hmmm… baiklah, aku sekarang akan pergi”, ucap (Nama
mu). Aku hanya dapat diam seribu bahasa, wae? Mengapa aku bingung harus
melakukan apa? “Kumohon jangan pergi (Nama mu )-ah”, batinku. Aku pun melihat
ia sudah pergi dengan namja itu.
“Ahh…
akhirnya hanya kita berdua oppa”, ucap kekasihku. “Waeyo yeongi-ah?”, ucapku. “Bisakah
kita melakukan hal-hal yang romantic seperti dulu? Aku merindukan saat-saat itu
eoh”, ucapnya. “Sebenarnya aku juga ingin yeongi-ah tapi tidak bisa”, ucapku.
“Waeyo oppa? Kenapa tidak bisa? “, Tanya nya padaku. “Keadaannya sekarang
berbeda chagi-ya”, ucapku.
“Apa
yang berbeda oppa? Katakan padaku! Apa yang berbeda! Bukankah status kita masih
sama sampai saat ini? Bukankah kau mencintaiku? Lalu apa yang 8berbeda oppa?”,
rengek nya padaku. Sungguh! Aku tidak tahan dengan rengekan kekasihku. Jujur
saja aku sudah berjanji pada mendiang eomma nya agar menjaga dan tidak
membuatnya menangis. “Aniya… tidak ada yang dapat ku katakana padamu chagi-ya,
nde.. tidak ada yang berbeda dari kita dan hubungan kita . jangan merengek
seperti itu lagi ya yeongi ku, hm?”, ucapku.
Kekasih
ku pun tersenyum manis kemudian mengangguk tanda setuju. Yahhh.. aku pernah
berjanji pada mendiang eomma nya ketika aku dan kekasihku berumur 10 tahun.
*Flahback
On
“Byunnie…”,
sapa eomma yeongi. “Nde”, jawabku sambil tesenyum manis.
“Apakah
kau menyukai yeongi?”, Tanya nya. “Nde”, ucapku menjawab dengan sigap.
“Bisakah
kau menjaga yeongi untukku? Bisakah kau berjanji padaku untuk menjaga dan tidak
membuatnya menangis?”, ucap nya. “ Nde
eomma, aku berjanji”, ucapku.
Eomma
yeongi pun tesenyum lalu menutup matanya, meninggalkan dunia dan putrid semata
wayang nya.
*Flashback
Off
Semenjak
itu aku berusaha untuk tidak menyakitinya dan menjaga nya. Meskipun keadaannya
saat ini aku sudah menikah dengan yeoja lain. “Mianhae yeongi-ah”, batinku.
#
(Nama mu) POV
15 menit kemudian,
cappuchino float kesukaanku sudah terhidang di meja. “Hmmm… kau ternyata masih
ingat dengan apa yang ku suka “, ucapku. “Tentu saja, kau ini kan temanku (Nama
mu)-ah”, ucap kai oppa. “mm…”, ucapku sambil menikmati Cappuchino Float kesukaan
ku yang rasanya itu… hmm… lezat!
“Hei
(Nama mu)-ah! Apa kau tau? Aku sudah resmi bercerai dengan shinshin”, ucapnya.
“Jinjja? Lalu bagaimana denga keadaannya sekarang? Kalian itu kan baru
menjalani pernikahan itu selama 4 tahun, lalu mngapa harus cerai oppa? Bukankah
oppa menyayanginya?”, ucapku. Jujur saja meskipun aku mencintai kai oppa tapi
aku tidak berniat untuk menghancurkan rumah tangganya dengan istrinya.
“Shinshin
bilang ia menyayangi dan mencintai rang lain”, ucap nya. “lalu?”, ucapku. “Ia
mengajukan gugatan cerai dan yahhh.. aku menyetujuinya”, ucapnya. Mwo? Mengapa
kau tidak mempertahankan hubunganmu dulu eoh? Oppa kau sudah mencintainya
bahkan dari SMA”, ucapku. Jujur saja aku benar-benar tidak habis pikir dengan
yeoja yang dengan mudahnya melupakan kai oppa, padahal kai oppa itu namja yang
baik dan ramah.
“Semua
itu tidak ada yang bisa menebaknya (Nama mu)-ah, kau akan terlihat bersamanya
hari ini. Tapi bisa saja besoknya ia bersama orang lain”, ucapnya. Aku pun
hanya mengangguk tanda mengerti. Kemudian kai oppa memegang puncak kepalaku
sambil tersenyum. “Oppa, sebaiknya sekarang aku pulang. Aku takut eomma akan
mencurigaiku nanti”, ucapku, “Nde manis, aku akan mengantarmu pulang”, ucapnya.
*di
Jalan
“Oppa,
bisakah kita mampir ke toko bunga? Aku ingin membeli bibit tanaman”, ucapku.
“Nde manis, tentu. Tapi… apakah kau akan menanamnya di rumahmu yang baru?”,
ucap kai oppa. Yahhh… aku sangat menyukai menanam tanaman. Rumah baru kami…
maksudku rumahku dengan baekhyun memiliki lahan yang luas di bagian depan dan
samping rumah. Dan menurutku lahan itu cocok untuk ditanam bunga mawar kesukaan
ku. “Nde oppa”, ucapku. “Hmmm… itu bagus, tapi kau harus meminta ijin pada
suami mu itu eoh? Siapa tau ia mau memakai lahan itu”, ucapnya. “Benar juga! Aku
harus bilang dulu ke baekhyun”, batinku. “Nde oppa, aku akan bilang padanya”,
ucapku.
*Toko
Bunga
“Ada
yang bisa ku bantu nona?”, ucap ahjussi yang melayani ku. “Aku ingin mencari
bibit tanaman bunga mawar ahjussi, eodiga?”, ucapku. “Ahh.. mari ku tunjukkan
nona”, ucap pelayan bunga itu sambil menunjukkan arah ke sekumpulan bibit bunga
mawar. “ini nona, nona mau pilih warna apa?”, ucap nya. “warna merah dan putih
masing-masing sebanyak 20 ahjussi”,ucapku sambil tersenyum. “baiklah…”, ucapnya
sambil mengambil bibit mawar yang ku inginkan.
“Ahjussi,
bisakah kau kirimkan bibit-bibit ini ke rumahku?”, tanyaku. “Nde nona akan ku
kirimkan”, ucapnya. “Alamat rumah ku di ************”, ucapku. “Baiklah, nanti
akan kami kirimkan. Semua nya jadi 2000 won”, ucap nya. “Ini”,ucapku sambil
memberikan uang sebesar 2000 won.
***Skip***
*Rumah
“Nahh…
sudah sampai manis”, ucap kai oppa. “Gomawo oppa”, ucapku sambil memberikan
senyuman terbaikku. Kai oppa pn mengacak-ngacak pelan puncak kepalaku dan
tersenyu manis. Aku keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke rumah… mmm… kami.
“Aku
pulang”, ucapku sambil membuka pintu. “Kau baru pulang, kemana saja kau
bersamanya?”, Tanya baekhyun dengan sikap yang terkesan err… dingin.
“Bukan
urusanmu baekhyun-ssi”, ucapku. “Hmmm…”, ucapnya dan mulai menikmati acara
televise yang ia tonton. “Aishh… namja itu”, batinku. Bagaimana cara aku
bertanya padanya? Apa aku harus bertanya sekarang? “Hmm…”, ucapku. “Wae?”,
Tanya nya. Aku pun duduk di samping nya, “Baekhyun-ssi, apakah lahan luas di
samping rumah ini akan kau pakai?”, Tanya ku sambil mengeluarkan senyumanku.
#Baekhyun
POV
“Baekhyun-ssi, apakah lahan luas di samping
rumah ini akan kau pakai?”, Tanya nya padaku sambil tersenyum. “Aigoo… mengapa
senyuman itu terlihat manis”, batinku. “Hmm… Baekhyun-ssi”, panggilnya. “Ahh..
Mianhae (Nama mu )-ssi tadi aku sedang memikirkan sesuatu. Hmm.. lahan luas itu
tidak akan ku pakai, waeyo?”, tanyaku. Dia pun tersenyum, dan senyuman nya itu
terlihat err… Manis!
“Aku
ingin menanam bunga mawar di sana, bolehkah?”, Tanya nya padaku. “Tentu (Nama
mu)-ssi”, ucapku. Dia pun terlihat senang dan tak lama terdengar suara mobil
yang masuk ke pekarangan rumah kami. “Ahh… bibit-bibit nya sudah datang”,
ucapnya sambil tersenyum dan akan keluar rumah. “Aku hanya mengijinkan dia
menanam tapi mengapa dia sesenang itu? Aishh.. yeoja ini”, batinku. Sudah 15
menit aku berusaha menikmati acara televisi tapi pikiranku selalu ke yeoja itu,
“Lebih baik aku ke balkon”, batinku.
*Balkon
“Ahh…
udara sore memang menyejukkan”, ucapku. Tiba-tiba pandanganku tertuju ke arah
yeoja yang sedang melakukan aktivitas tanam menanam itu. “Hmmm… dia ingin menanam bunga mawar”, ucapku. Yahh…
sekarang aku sedang memandangi pemandangan indah… pemandangan indah itu adalah
yeoja yang saat ini ku perhatikan. “Aish… baekhyun apa yang kau fikirkan, dia
memang istrimu secara hukum tapi kau itu sudah memiliki kekasih”, rutukku.
“Baekhyun-ssi”, panggil nya dari bawah sana. “Mau bantu aku?”, Tanya nya.
“Mwo?”, ucapku. “Mau kah kau membantuku?”, ucap nya. “Nde, aku ke sana”,
ucapku.
#
(Nama mu) POV
Baekhyun pun turun dan
bertanya padaku, “Apa yang bisa ku bantu?”. Aku pun tersenyum senang,” Bisakah
kau menanam mawar merah itu disana?” sambil menunjuk arah lahan yang masih
kosong. “Nde”, ucapnya. Aku pun tersenyum dan dia mulai membantuku menanam
bunga mawar merah.
Disaat
aku tengah asyik dengan aktivitas yang ku senangi, tiba-tiba…
“Aww!!”,
jeritku. Jari telunjukku berdarah?! Untuk pertama kali nya aku terkena duri
mawar padahal sudah bertahun-tahun aku menanam bunga mawar. “Aishh… (Nama mu)
pabbo”, batinku. “Waeyo?”, ucap baekhyun seraya menghampiriku. Aku masih
merasakan nyeri di jari ku, “Ini semua karena keteledoranku Baekhyun-ssi,
jadinya aku tertusuk duri ma…”, belum sempat melanjutkan perkataanku baekhyun
menghisap darah yang berada di jari telunjukku.
Aku
hanya terdiam. Deg… Deg… Deg! Mengapa dengan dadaku ini? Jantungku berdetak
dengan cepat ketika baekhyun bersikap seperti ini… Sebenarnya apa yang aku
rasakan ini? Apa ini Cinta?
To
Be Continue
annyeong.. aku new writer di sini.. mian karna typo bertebaran /?. gimana menurut kalian sma FF prtama ku? ku harap kalian suka ^^
dan aku jga minta saran nya buat ff ini..
sekian yaa.. Gomawo ^^