Kamis, 26 Mei 2016

FF The White Rose [ By: Ji Kyung ]



The White Rose
Part I ( Begin? )

Author : Ji Kyung (@JihanSiwonest)
Main Cast :
§  Byun Baekhyun
§  (OC) / You
Other Cast :
§  Kim Shin Yeong (OC)
§  Kai Exo
§  Oh Sehun
§  Cari sendiri
Genre : Romance, PG-15, Marriage Life
NB: Readers wajib kasih komentar tentang FF ini ^^

#Author POV
                   Pada pagi hari yang cerah terdengar suara lonceng di satu-satunya gereja terbesar yang ada di kota Seoul. Terdapat pernikahan di gereja itu, semua orang tampak bahagia tetapi tidak dengan (Nama mu) yang menghela nafas panjang dan tidak menyukai pernikahan tersebut.
“Aku benci perjodohan …” ,batin nya sambil masuk ke dalam ruangan, (Nama mu) yang memakai gaun panjang berwarna putih dengan beberapa manik-manik dan mutiara-mutiara kecil di bagian dada sampai pinggulnya yang ramping itu, jangan lupakan kerudung di bagian kepala yang menutupi wajah cantiknya itu.
Ketika sampai di altar, terdapat namja tampan yang menunggu (Nama mu), ia memakai tuxedo putih serasi dengan gaun yang di pakai (Nama mu). Appa mu menyerahkan tangan indahmu kepada Byun Baekhyun, namja tampan itu.
“Hei, tersenyumlah”, ucap baekhyun padamu dengan nada yang sangat pelan yang mungkin hanya di dengar olehmu. “Nde”, ucapmu dan memberikan senyuman terbaikmu yang errr… Manis!. Pendeta pun lalu mengucapkan “Kepada Tuan Byun Baekhyun bersediakah anda menikah dengan (Nama mu)?”. “Nde, aku bersedia”, ucap baekhyun. “Kepada nona (Nama mu) bersediakah anda menikah dengan Byun Baekhyun?”, ucap pendeta tersebut. Kau hanya diam tidak menjawab apapun, setelah 5 menit mulutmu terbungkam barulah kau mengatakan “Nde, aku bersedia”. Pendeta pun berkata “Baiklah, tuan Byun Baekhyun silahkan mencium istri anda”.
Baejhyun pun segera membuka kerudung yang menutupi wajahmu yang err… Cantik! “Kau… diam sebentar”, ucap nya. Kau pun bingung dan berkata “Hmm?”, tiba-tiba baekhyun sudah mencium bibirmu yang tipis dan lembut itu, tidak ada lumatan-lumatan kecil hanya bibir yang saling bersentuhan.
***Skip***

#(Nama mu) POV
                   “Ahh… Ana kappa kau sangat cantik di hari pernikahanmu ini”, ucap appa ku ketika menunggu pintu gereja terbuka, aku hanya tersenyum tipis.
Well… ini hari pernikahanku, aku tidak tau apa yang sedang ku rasakan kini… perasaanku campur aduk antara bahagia dan sedih… Bahagia ?  Tentu saja!, ini hari pernikahanku, Sedih ? Tentu, karena aku menikah dengan namja pilihan Appa dan Eomma ku…
Pintu gereja pun terbuka, para tamu undangan sudah menunggu ku, aku berjalan di atas karpet merah menuju altar bersama appa ku. Aku tersenyum tipis, sepertinya semua tampak bahagia melihat pernikahan kami, pernikahan kami ?  Tentu saja pernikahan ku dengan namja bernama baekhyun itu!. Sepertinya hanya aku yang tidak bahagia dengan semua ini…
Well… sudah ku bilangkan ini karena perjodohan bukan karena cinta. Yahhh… namja itu menungguku di altar memakai tuxedo putih yang serasi dengan gaun yang ku pakai. Well… bisa ku bilang dia namja yang tampan. Appaku memberikan tanganku kepada baekhyun itu. Aku? Hanya diam seribu bahasa dengan tatapan entah kemana. “Hei, tersenyumlah”, ucap namja bernama baekhyun itu berbisik kepadaku. Astaga! Ternyata aku dari tadi diperhatikan olehnya “Aishh… (Nama mu) babo…”, rutukku.
Aku hanya menjawab “Nde”, kemudian aku memberikan senyuman terbaikku. Pendeta lalu mengucapkan “Kepada Tuan Byun Baekhyun bersediakah anda menikah dengan (Nama mu)?”. Dengan sigap namja itu berkata “Nde, aku bersedia”, aku pun kaget mendengarnya “Mengapa ia dapat mengucapkan kata itu dengan cepat?”, batinku. Pendeta itu lalu mengucapkan “Kepada nona (Nama mu) bersediakah anda menikah dengan Byun Baekhyun?”. Yahh… aku hanya tinggal berkata  “Nde, aku bersedia” bukan? Tapi kenapa ini? Mulutku membisu “Ini tidak sesuai dengan yang harus ku katakana, eotteokhae?”, batinku.
Setelah 5 menit, aku merasa otakku sudah berjalan kembali, aku langsung berkata “Nde, aku bersedia”. Pendeta pun menyuruh baekhyun untuk mencium istrinya, Istrinya ? Tentu saja aku! “Ahh… Bagaimana ini ?! First kiss ku akan diambil oleh namja itu … aku sama sekali tidak mencintainya, mengenalnya saja baru seminggu, aishh… jinjja malang benar nasibmu (Nama mu)”. Baekhyun pun membuka kerudung yang menutupi wajahku. “Kau… diam”, ucapnya. Aku bingung dengan perkataannya, “Hmm?”, ucapku padanya,
Aku merasakan bibirnya yang lembut menyentuh bibirku, aku pun membelakakkan mata, kaget dengan perlakuan namja itu. OMO! First kiss ku di rebut olehnya ?! Aishh… jinjja ini menyebalkan! Aku tidak mencintainya tapi ia yang merebut first kiss ku! Aku merasakan bibir kami saling bersentuhan, tidak ada lumatan-lumatan kecil. Entah aku kerasukan apa tapi aku menjadi terbawa suasana dan memejamkan mataku, menikmati bibirnya yang menyentuh bibirku.
***Skip*** 


Aku dibawa baekhyun ke rumah baru kami, yahh.. rumah ini memang sudah di persiapkan orangtua kami dari awal.
*Kamar
“Sepertinya ini kamar kita”, ucapnya. “Apakah… tidak ada kamar lagi?”, jawabku. “Waeyo?”, ucapnya. “Hmm… lebih baik aku di kamar lain bukan?”, ujarku. “Yakk…! Kau mau aku kena marah appa ku eoh? Sudah lah tidur di sini saja”, ujarnya. “Nde”, jawabku. “Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu”, ucapnya. Aku langsung duduk di pinggir kasur kami, kemudian melepaskan aksesoris yang ku pakai saat pernikahan itu.
20 menit berlalu, namja itu… maksudku baekhyun sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama. “Kau… tidak mandi eoh?”, ujarnya. “Aku… baru saja ingin ke kamar mandi”, ucapku. Dan dibalas dengan anggukan oleh baekhyun, aku pun masuk ke kamar mandi dan mandi sepuasku hahaha…

#Baekhyun POV
                   Manis! Ya… itu yang ku rasakan saat encium bibirnya… aku hanya menyentuh dan menempelkan bibirku ke bibirnya, aku tidak memberikan lumatan-lumatan kecil kepadanya. Yahh… itu first kiss ku hahaha… mengejutkan bukan? Seorang Byun Baekhyun yang berumur 21 tahun bekerja sebagai Direktur yang akan mewarisi perusahaan appa tidak pernah berciuman! Yahh.. aku memiliki yeojachingu bernama Kim Shin Yeong tapi aku tidak pernah menciumnya. Aku punya komitmen untuk mencium istriku kelak… ku fikir istriku nantinya adalah Shin yeong tapi ternyata bukan… melainkan istriku adalah pilihan dari appa dan eommaku.
***Skip***


Aku membawa (Nama mu) ke rumah yang sudah di persiapkan orangtua kami.
Yahh… rumah minimalis yang berukuran sedang dengan lahan kosong yang cukup luas di bagian depan dan samping rumah kami. Yahhh… rumah ini sangat bagus menurutku.
*Kamar
“Sepertinya ini kamar kita”, ujarku. “Apakah… tidak ada kamar lagi?”, ucapnya. “Apa dia tidak suka dengan kamar ini? Padahal kamar ini yang paling besar dan bagus”, batinku. “Waeyo?”, ucapku padanya. “Hmm… lebih baik aku di kamar lain bukan?”, ucapnya. “Yakk..! kau mau aku kena marah appa ku eoh? Sudahlah tidur disini saja”, ucapku. Aku tidak ingin melakukan itu dengannya, tapi aku menyuruh nya tidur disini karena appa pasti mengawasi kami. “Nde”, jawabnya. “Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu”, ucapku. Ia hanya mengangguk.
***Skip***


20 menit berlalu, aku sudah selesai mandi. “Kau… tidak mandi eoh?”, ucapku. “Aku baru saja ingin ke kamar mandi”, ucapnya. Aku hanya mengangguk saja.
***Skip***

 
25 menit berlalu, dia sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama dan dengan rambutnya yang basah yang terkesan err… sexy! Aku hanya memandangnya , dia pun juga begitu. Suasana menjadi kaku dan aku merasa gugup karena ini adalah malam pertama pengantn bukan? Yahh… mau bagaimana pun aku hanya lah lelaki normal. Aku pun berdehem untuk mencairkan suasana, lalu duduk di pinggir kasur bagian kanan. Aku hanya memperhatikannya, “Aku ingin tidur, hmm… kau tidak tidur?”, ucapnya.aku menjawab “Nde” dan tidur di bagian kasur paling kiri. Kemudian dia memisahkan kami dengan guling, aku di bagian kiri dan dia di bagian kanan.
“Hmm… aku tau kau memiliki kekasih, jadi aku ingin memisahkan kasur ini dengan guling. Aku… ingin menjaga perasaan kekasihmu”, ucapnya. Deg! Aku langsung memunggunginya , tidak ingin ia tau jika dadaku berdegup kencang. Ini bukan tanda suka atau apa… tapi ini karena aku belum mengabari kekasihku seharian penuh. “Mianhae Yeongi-ah”, batinku. Aku pun tidur dengan pulas malam itu. Yahh… kami hanya tidur di kasur yang sama.
***Skip***       


Kudengar suara kicauan burung-burung gereja, cahaya matahari itu masuk ke dalam jendela kamar kami tepat di wajahku. Aku pun bangun, dan merenggangkan tubuhku. Kulihat di sampingku… yeoja itu sudah tidak ada di kasur. “Kemana dia?”, batinku. Aku pun turun menuju ke ruang tengah.
“Ahh… kau sudah bangun baekhyun-ssi”, sapanya. Aku hanya mengangguk. “Ayo kita makan, aku sudah membuat sarapan untukmu”, ucapnya. “Nde”, jawabku, dan duduk di salah satu kursi di meja makan.
*Meja Makan
“Hmmm…”, ucap nya. “Wae?”, jawabku. ’’Apa kau sudah mengabari kekasihmu ?”, ucapnya. Deg! Dadaku menjadi sesak mendengarnya, memang dari kemarin aku belum sempat mengabari kekasih ku. “Aku… akan mengabarinya nanti”, ucapku. Yeoja itu pun menjawab “Hmm… baiklah… jangan buat kekasihmu menjadi salah paham tentang pernikahan ini”.
Deg! Mengapa yeoja ini selalu membuat dadaku menjadi sesak “Aish… yeoja ini…”, rutukku. “Aku sudah selesai, apa kau sudah selesai baekhyun-ssi?”, ucapnya sambil membereskan piring yang ia pakai. “Hmm…”, jawabku. Yteoja itu pun juga membereskan piring yang ku pakai. 
“Bukankah kau hari ini harus kerja?”, Tanya nya. “Ani… aku mengambil cuti selama seminggu”, jawabku. “Hmm…”, ucapnya. Yeoja itu mencuci piring-piring dan alat masak yang di pakai, dan… aku memperhatikannya. Ya! Aku memperhatikan dia saat ini, sebenarnya ia adalah yeoja yang cantik dan manis hanya saja aku tidak mencintainya.
“Aku … akan mengabarinya sekarang”, ucapku. “Hmm.. itu bagus”, jawabnya sambil tetap mengerjakan aktivitas yang sedang ia lakukan. 
 
# (Nama mu) POV
                         “Aku … akan mengabarinya sekarang”,ucap namja itu. Deg! Mengapa dadaku terasa sesak mendengarnya? Ahhh… tidak mungkin aku mencintai namja itu… lalu? Perasaan apa ini? Aku tidak akan mencintainya! Tidak akan!
“Hmm.. Itu bagus”, ucapku sambil tetap mengerjakan aktivitas yang sedang ku lakukan. Baekhyun naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya… ah.. aniya.. maksudku kamar kami. Aku sudah menyelesaikan cuci piring, aku menghela nafas. Ahh… bagaimana bisa aku menikah dengan namja yang sudah memiliki kekasih? Lalu bagaimana dengan kehidupan pernikahanku? Apakah akan terus sepert ini?
“Aishh…(Nama mu) kau benar-benar menyedihkan”, rutukku. Ketika aku larut dalam pikiranku sendiri, tiba-tiba terdengar suara dering ponselku. Ketika aku melihat layar ponsel terpampang nama “Kai oppa”, langsung aku tekan tombol warna hijau dan…
“Yeoboseyo?”, ucapku. “Annyeong (Nama mu)-ah! Apa kau ada di rumah?neomu bogoshipeo eoh? Ahhh.. bagaimana dengan malam pertama mu? Mengasyikkan bukan? Ahahahaha..”, ucap namja yadong itu.
“Aishh… apa yang kau pikirkan eoh? Mengapa pikiranmu masih seperti itu, aish… terlihat sangat menjijikkan”, ucapku.
“Ahahahahaha… aniya… aku hanya bercanda (Nama mu )-ah, apa kau ada di rumah?”, Tanya namja itu.
“Hmm… aku ada di rumah ku yang baru, memangnya kau tau dimana rumahku saat ini?”, ucapku.
“Tentu saja aku tau (Nama mu)-ah, ayo kita bertemu, neomu bogoshipeoyo”, ucapnya.
“Baiklah.. jemput aku ne oppa hehehe”, ucapku.
“Aishh… tingkah mu masih sama seperti dulu, arraseo aku akan menjemputmu”, ucap nya.
“Hehehehe, ne oppa, gomawo oppa”, ucapku.
Kemudian aku mematikan telfonku, dan aku terkejut karena baekhyun sudah ada di sampingku. “Aishh… kau mengagetkanku”, ucapku. “Kau akan pergi?”, Tanya nya dengan tatapan yang dingin. Aishh… mengapa dia menjadi dingin seperti ini? Aneh! “Ne… bersama temanku”, ucapku. “Namja?”, ucapnya dengan tatapan yang masih dingin. Aku pun hanya mengangguk. Dan… coba tebak… namja itu… maksudku baekhyun pergi meninggalkan ku begitu saja tanpa berkata apapun ?! heol… kenapa namja itu bersikap aneh seperti itu?
Tak lama kemudian, bel rumah pun berbunyi. Ahhh… pasti itu kai oppa! “Aku yang akan membuka pintu”, ucapku. “Hmm…”, ucapnya. Ketika pintu terbuka, yang ku lihat bukan kai oppa tapi seorang yeoja ! heol.. siapa dia? “Mianhamnida… kau… siapa?”, tanyaku. Yeoja itu memakai dress selutut berwarna peach dengan hells pink muda yang menghiasi kaki nya. “Kim shin yeong imnida, aku kekasih baekhyun”, ucap yeoja itu dengan senyumannya yang manis. “Ahh.. silahkan masuk”, ucapku. Yeoja itu… aniya… maksudku shin yeong masuk ke dalam rumah kami, kami? Tentu saja rumahku dengan baekhyun. Dia langsung memeluk baekhyun yang sedang duduk menikmati acara televisi, “Annyeong yeongi ku, bagaimana kabarmu?”, ucap baekhyun dengan senyuman manis .
Aku terkejut melihatnya! Bagaimana tidak? Sebelim kekasihnya datang, dia menatapku dengan dingin, dan sekarang? Oh myyyyyyy…. Aku pun menghampiri shin yeong yang sedang memeluk lengan baekhyun, “Shin yeong-ssi, kau ingin minum apa?”, tawar ku. “Aku ingin minum lemon tea, bisakah kau membuatkannya untukku?”, ucapnya. “Ahh.. Nde”, ucapku sambil jalan menuju dapur untuk membuatkannya minuman. 

#Author POV
                             “Jangan berperilaku seperti itu padanya yeongi ku”, ucap baekhyun pada shin yeong. “Dia kan yang menawari ku inuman, wajar bukan kalau aku bersikap seperti itu oppa”, ucap shin yeong. Baekhyun hanya diam dan berusaha menikmati stasiun televisi yang ia tonton. “Ini minumannya shin yeong-ssi”, ucap (Nama mu) sambil menaruh minuman itu di meja. “Gomawo, (Nama mu)-ssi”, ucap shin yeong. “Ting… tong…”, terdengar suara bel rumah … (Nama mu) pun membuka pintub rumah dan terlihat seorang namja yang memakai setelan jeans dan kemeja panjang jangan lupakan snapback dan sepatunya. “Annyeong (Nama mu )-ah!”, ucap kai. 

# (Nama mu ) POV
                             “Annyeong (Nama mu)-ah!”, ucap kai oppa. “Annyeong opps”, ucapku. “Kau sudah siap cantik?”, Tanya nya. “Nde oppa, tunggu sebentar aku ingin mengambil tasku di dalam”, ucapku. “Hmm… baiklah”, ucapnya. Lalu aku masuk ke dalam untuk mengambil tasku, melewati baekhyun dan kekasihnya untuk masuk ke dalam kamar. “Ahh.. ini dia”, batinku ketika mengambil tas yang ingin ku pakai. Jujur saja aku sudah tidak betah di rumah, entah karena apa… tapi yang jelas hari ini aku ingin bersama kai oppa, orang yang ku cintai. “Kau mau pergi kemana?”, Tanya baekhyun. “Bukan urusanmu baekhyun-ssi, aku pamit pergi”, ucapku. “Ahh.. disini akan sangat menyenangkan jika kau tak ada (Nama mu)-ssi”, ucap shin yeong. “Hmmm… baiklah, aku sekarang akan pergi”, ucapku.
*Depan Rumah
“Sudah?”, Tanya kai oppa. “Hmm..”, ucapku. Kai oppa pun membukakan pintu mobil untukku, “Silahkan masuk cantik”, ucapnya. Aku hanya tersenyum lalu masuk ke dalam mobil.
***Skip***


*Café
“Kau ingin pesan apa manis?”, ucapnya. “Seperti biasa oppa”, ucapku sambil tersenyum manis.
#Baekhyun POV
                             “Kau mau pergi kemana?”, Tanya ku padanya. (Nama mu) pun menjawab, “Bukan urusanmu baekhyun-ssi, aku pamit pergi”. Deg! Mengapa dadaku terasa sesak? Mengapa aku tidak igin ia pergi dengan namja itu? Aishh… aku ini sebenarnya kenapa? Ini aneh! “Aishh.. jinjja”, batinku.
 “Ahh.. disini akan sangat menyenangkan jika kau tak ada (Nama mu)-ssi”, ucap kekasihku. “Aishhh… mengapa yeongiku bersikap seperti ini?”, batinku. “Hmmm… baiklah, aku sekarang akan pergi”, ucap (Nama mu). Aku hanya dapat diam seribu bahasa, wae? Mengapa aku bingung harus melakukan apa? “Kumohon jangan pergi (Nama mu )-ah”, batinku. Aku pun melihat ia sudah pergi dengan namja itu.
“Ahh… akhirnya hanya kita berdua oppa”, ucap kekasihku. “Waeyo yeongi-ah?”, ucapku. “Bisakah kita melakukan hal-hal yang romantic seperti dulu? Aku merindukan saat-saat itu eoh”, ucapnya. “Sebenarnya aku juga ingin yeongi-ah tapi tidak bisa”, ucapku. “Waeyo oppa? Kenapa tidak bisa? “, Tanya nya padaku. “Keadaannya sekarang berbeda chagi-ya”, ucapku.
“Apa yang berbeda oppa? Katakan padaku! Apa yang berbeda! Bukankah status kita masih sama sampai saat ini? Bukankah kau mencintaiku? Lalu apa yang 8berbeda oppa?”, rengek nya padaku. Sungguh! Aku tidak tahan dengan rengekan kekasihku. Jujur saja aku sudah berjanji pada mendiang eomma nya agar menjaga dan tidak membuatnya menangis. “Aniya… tidak ada yang dapat ku katakana padamu chagi-ya, nde.. tidak ada yang berbeda dari kita dan hubungan kita . jangan merengek seperti itu lagi ya yeongi ku, hm?”, ucapku.
Kekasih ku pun tersenyum manis kemudian mengangguk tanda setuju. Yahhh.. aku pernah berjanji pada mendiang eomma nya ketika aku dan kekasihku berumur 10 tahun.

*Flahback On
“Byunnie…”, sapa eomma yeongi. “Nde”, jawabku sambil tesenyum manis.
“Apakah kau menyukai yeongi?”, Tanya nya. “Nde”, ucapku menjawab dengan sigap.
“Bisakah kau menjaga yeongi untukku? Bisakah kau berjanji padaku untuk menjaga dan tidak membuatnya menangis?”, ucap nya. “        Nde eomma, aku berjanji”, ucapku.
Eomma yeongi pun tesenyum lalu menutup matanya, meninggalkan dunia dan putrid semata wayang nya.
*Flashback Off
Semenjak itu aku berusaha untuk tidak menyakitinya dan menjaga nya. Meskipun keadaannya saat ini aku sudah menikah dengan yeoja lain. “Mianhae yeongi-ah”, batinku. 


# (Nama mu) POV
                             15 menit kemudian, cappuchino float kesukaanku sudah terhidang di meja. “Hmmm… kau ternyata masih ingat dengan apa yang ku suka “, ucapku. “Tentu saja, kau ini kan temanku (Nama mu)-ah”, ucap kai oppa. “mm…”, ucapku sambil menikmati Cappuchino Float kesukaan ku yang rasanya itu… hmm… lezat!
“Hei (Nama mu)-ah! Apa kau tau? Aku sudah resmi bercerai dengan shinshin”, ucapnya. “Jinjja? Lalu bagaimana denga keadaannya sekarang? Kalian itu kan baru menjalani pernikahan itu selama 4 tahun, lalu mngapa harus cerai oppa? Bukankah oppa menyayanginya?”, ucapku. Jujur saja meskipun aku mencintai kai oppa tapi aku tidak berniat untuk menghancurkan rumah tangganya dengan istrinya.
“Shinshin bilang ia menyayangi dan mencintai rang lain”, ucap nya. “lalu?”, ucapku. “Ia mengajukan gugatan cerai dan yahhh.. aku menyetujuinya”, ucapnya. Mwo? Mengapa kau tidak mempertahankan hubunganmu dulu eoh? Oppa kau sudah mencintainya bahkan dari SMA”, ucapku. Jujur saja aku benar-benar tidak habis pikir dengan yeoja yang dengan mudahnya melupakan kai oppa, padahal kai oppa itu namja yang baik dan ramah.
“Semua itu tidak ada yang bisa menebaknya (Nama mu)-ah, kau akan terlihat bersamanya hari ini. Tapi bisa saja besoknya ia bersama orang lain”, ucapnya. Aku pun hanya mengangguk tanda mengerti. Kemudian kai oppa memegang puncak kepalaku sambil tersenyum. “Oppa, sebaiknya sekarang aku pulang. Aku takut eomma akan mencurigaiku nanti”, ucapku, “Nde manis, aku akan mengantarmu pulang”, ucapnya.
*di Jalan
“Oppa, bisakah kita mampir ke toko bunga? Aku ingin membeli bibit tanaman”, ucapku. “Nde manis, tentu. Tapi… apakah kau akan menanamnya di rumahmu yang baru?”, ucap kai oppa. Yahhh… aku sangat menyukai menanam tanaman. Rumah baru kami… maksudku rumahku dengan baekhyun memiliki lahan yang luas di bagian depan dan samping rumah. Dan menurutku lahan itu cocok untuk ditanam bunga mawar kesukaan ku. “Nde oppa”, ucapku. “Hmmm… itu bagus, tapi kau harus meminta ijin pada suami mu itu eoh? Siapa tau ia mau memakai lahan itu”, ucapnya. “Benar juga! Aku harus bilang dulu ke baekhyun”, batinku. “Nde oppa, aku akan bilang padanya”, ucapku. 

*Toko Bunga
“Ada yang bisa ku bantu nona?”, ucap ahjussi yang melayani ku. “Aku ingin mencari bibit tanaman bunga mawar ahjussi, eodiga?”, ucapku. “Ahh.. mari ku tunjukkan nona”, ucap pelayan bunga itu sambil menunjukkan arah ke sekumpulan bibit bunga mawar. “ini nona, nona mau pilih warna apa?”, ucap nya. “warna merah dan putih masing-masing sebanyak 20 ahjussi”,ucapku sambil tersenyum. “baiklah…”, ucapnya sambil mengambil bibit mawar yang ku inginkan.
“Ahjussi, bisakah kau kirimkan bibit-bibit ini ke rumahku?”, tanyaku. “Nde nona akan ku kirimkan”, ucapnya. “Alamat rumah ku di ************”, ucapku. “Baiklah, nanti akan kami kirimkan. Semua nya jadi 2000 won”, ucap nya. “Ini”,ucapku sambil memberikan uang sebesar 2000 won.
***Skip***


*Rumah
“Nahh… sudah sampai manis”, ucap kai oppa. “Gomawo oppa”, ucapku sambil memberikan senyuman terbaikku. Kai oppa pn mengacak-ngacak pelan puncak kepalaku dan tersenyu manis. Aku keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke rumah… mmm… kami.
“Aku pulang”, ucapku sambil membuka pintu. “Kau baru pulang, kemana saja kau bersamanya?”, Tanya baekhyun dengan sikap yang terkesan err… dingin.
“Bukan urusanmu baekhyun-ssi”, ucapku. “Hmmm…”, ucapnya dan mulai menikmati acara televise yang ia tonton. “Aishh… namja itu”, batinku. Bagaimana cara aku bertanya padanya? Apa aku harus bertanya sekarang? “Hmm…”, ucapku. “Wae?”, Tanya nya. Aku pun duduk di samping nya, “Baekhyun-ssi, apakah lahan luas di samping rumah ini akan kau pakai?”, Tanya ku sambil mengeluarkan senyumanku. 

#Baekhyun POV
                              “Baekhyun-ssi, apakah lahan luas di samping rumah ini akan kau pakai?”, Tanya nya padaku sambil tersenyum. “Aigoo… mengapa senyuman itu terlihat manis”, batinku. “Hmm… Baekhyun-ssi”, panggilnya. “Ahh.. Mianhae (Nama mu )-ssi tadi aku sedang memikirkan sesuatu. Hmm.. lahan luas itu tidak akan ku pakai, waeyo?”, tanyaku. Dia pun tersenyum, dan senyuman nya itu terlihat err… Manis!
“Aku ingin menanam bunga mawar di sana, bolehkah?”, Tanya nya padaku. “Tentu (Nama mu)-ssi”, ucapku. Dia pun terlihat senang dan tak lama terdengar suara mobil yang masuk ke pekarangan rumah kami. “Ahh… bibit-bibit nya sudah datang”, ucapnya sambil tersenyum dan akan keluar rumah. “Aku hanya mengijinkan dia menanam tapi mengapa dia sesenang itu? Aishh.. yeoja ini”, batinku. Sudah 15 menit aku berusaha menikmati acara televisi tapi pikiranku selalu ke yeoja itu, “Lebih baik aku ke balkon”, batinku.

*Balkon
“Ahh… udara sore memang menyejukkan”, ucapku. Tiba-tiba pandanganku tertuju ke arah yeoja yang sedang melakukan aktivitas tanam menanam itu. “Hmmm…  dia ingin menanam bunga mawar”, ucapku. Yahh… sekarang aku sedang memandangi pemandangan indah… pemandangan indah itu adalah yeoja yang saat ini ku perhatikan. “Aish… baekhyun apa yang kau fikirkan, dia memang istrimu secara hukum tapi kau itu sudah memiliki kekasih”, rutukku. “Baekhyun-ssi”, panggil nya dari bawah sana. “Mau bantu aku?”, Tanya nya. “Mwo?”, ucapku. “Mau kah kau membantuku?”, ucap nya. “Nde, aku ke sana”, ucapku. 

# (Nama mu) POV
                             Baekhyun pun turun dan bertanya padaku, “Apa yang bisa ku bantu?”. Aku pun tersenyum senang,” Bisakah kau menanam mawar merah itu disana?” sambil menunjuk arah lahan yang masih kosong. “Nde”, ucapnya. Aku pun tersenyum dan dia mulai membantuku menanam bunga mawar merah.
Disaat aku tengah asyik dengan aktivitas yang ku senangi, tiba-tiba…
“Aww!!”, jeritku. Jari telunjukku berdarah?! Untuk pertama kali nya aku terkena duri mawar padahal sudah bertahun-tahun aku menanam bunga mawar. “Aishh… (Nama mu) pabbo”, batinku. “Waeyo?”, ucap baekhyun seraya menghampiriku. Aku masih merasakan nyeri di jari ku, “Ini semua karena keteledoranku Baekhyun-ssi, jadinya aku tertusuk duri ma…”, belum sempat melanjutkan perkataanku baekhyun menghisap darah yang berada di jari telunjukku.
Aku hanya terdiam. Deg… Deg… Deg! Mengapa dengan dadaku ini? Jantungku berdetak dengan cepat ketika baekhyun bersikap seperti ini… Sebenarnya apa yang aku rasakan ini? Apa ini Cinta?



     To Be Continue 
annyeong.. aku new writer di sini.. mian karna typo bertebaran /?. gimana menurut kalian sma FF prtama ku? ku harap kalian suka ^^
dan aku jga minta saran nya buat ff ini.. 
sekian yaa.. Gomawo ^^